Pagi itu seperti biasanya aku membantu ibu di dapur, keluarga kakak dan nenekku yang kupanggil mama juga datang dan membuat rumah yang sebelumnya hanya di huni oleh ibuk menjadi ramai. Mama yang mulai menjadi seperti anak kecil lagi selalu membuat seisi rumah tersenyum kecil dengan polah tingkahnya yang tidak bisa diam, sebuah ladang pahala untuk ibuk. Sayangnya mama tidak tinggal bersama ibuk selama ini, bukankah rugi jika seorang anak mengurus orang tuanya yang sudah memasuki usia senja dan dia tidak masuk surga. Bukannya tidak mau tapi ibuk masih harus mengurus pekerjaannya di luar rumah. Tiba waktunya sarapan, seperti biasanya salah seorang keluargaku akan mengalunkan lagu-lagu, gending Jawa untuk mama yang memang menggemari tetembangan. Selama ini aku hanya beristighfar jika mendengarkan lagu yang disetel keras keras. Bukannya tidak mau mengingatkan selama ini tapi mengingatkan seseorang yang mempunyai pemikiran sendiri itu kurasa susah. Tapi kapan lagi, bukankah aku juga