Skip to main content

Perdebatan kecil

Pagi itu seperti biasanya aku membantu ibu di dapur, keluarga kakak dan nenekku yang kupanggil mama juga datang dan membuat rumah yang sebelumnya hanya di huni oleh ibuk menjadi ramai. Mama yang mulai menjadi seperti anak kecil lagi selalu membuat seisi rumah tersenyum kecil dengan polah tingkahnya yang tidak bisa diam,  sebuah ladang pahala untuk ibuk. Sayangnya mama tidak tinggal bersama ibuk selama ini,  bukankah rugi jika seorang anak mengurus orang tuanya yang sudah memasuki usia senja dan dia tidak masuk surga.  Bukannya tidak mau tapi ibuk masih harus mengurus pekerjaannya di luar rumah.
Tiba waktunya sarapan, seperti biasanya salah seorang keluargaku akan mengalunkan lagu-lagu, gending Jawa untuk mama yang memang menggemari tetembangan. Selama ini aku hanya beristighfar jika mendengarkan lagu yang disetel keras keras.  Bukannya tidak mau mengingatkan selama ini tapi mengingatkan seseorang yang mempunyai pemikiran sendiri itu kurasa susah. Tapi kapan lagi,  bukankah aku juga akan menerima dosanya jika aku tidak mengingatkan, jika di akhirat nanti aku ditanya kenapa tidak mengingatkan,  lantas kujawab apa.
Aku yang saat itu tengah bersih bersih pun menghampirinya dan berkata,"musik itu sebenarnya haram" ,"bukankah ada hadis yang mengatakan bahwa akan ada dari umatku orang orang yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan alat musik" kataku sambil mencoba mengingat hadis tentang haramnya alat musik yang sedikit menempel di otakku.  Dan seketika keluargaku ini berkata "jangan terlalu keras to nduk, ini masalah duniawi, orang orang lebih tau dari nabi masalah duniawi, dulu saja nabi juga membiarkan kaum nashoro memainkan rebana saat menyambut nabi, jika terlalu keras orang bisa saja mengharamkan foto foto seperti ini" katanya sambil menunjuk bingkai bingkai foto yang memenuhi dinding rumah kami.  "Iya,  yang penting aku sudah mengingatkan,  dan foto ku di ruang tamu dan beberapa tempat lain juga sudah kuambil, kan sudah jelas ada hadis yang mengatakan malaikat tidak akan masuk kerumah yang penuh dengan gambar atau patung" dan seperti yang ku bayangkan akan terjadi perdebatan kecil,  dan akan membesar jika ku teruskan . Tentu saja aku tak ingin merusak hubungan dan akupun hanya diam setelah menyampaikan apa yang aku ketahui, bukankah ada ayat yang berbunyi dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allâh dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. 
Semoga Allah memberikan hidayah untuk keluargaku ini. Aamiin

Comments