karies zaman prasejarah
Bukti arkeologis
menunjukkan bahwa karies gigi sudah ada sejak masa prasejarah. Sebuah tengkorak
yang diperkirakan berasal dari satu juta tahun yang lalu dari masa neolitikum
memberi petunjuk adanya karies. Adanya peningkatan prevalensi karies sejak masa
neolitikum mungkin disebabkan banyaknya konsumsi makanan dari tumbuhan yang banyak
mengandung karbohidrat. Sebuah gurdi atau bor dari kayu ditemukan pada masa
neolitikum. gurdi tersebut diperkirakan digunakan sebagai pelubang gigi untuk
mengeluarkan abses dari gigi. Perubahan kebudayaan berupa penemuan teknik
pertanian di Asia Selatan dipercayai juga sebagai salah satu peningkat
prevalensi karies.
Sebuah teks dari Sumeria
(5000 SM) menggambarkan sebuah "cacing gigi" sebagai penyebab karies.
Bukti pada kepercayaan ini juga ditemukan pada India, Mesir, Jepang, dan
Tiongkok.
penggambaran cacing gigi
Banyak fosil tengkorak
yang dapat menunjukkan adanya perawatan gigi yang primitif. Di Pakistan, sebuah
gigi yang diperkirakan berasal dari 5500 SM hingga 7000 SM menunjukkan sebuah
lubang yang mungkin disebabkan gurdi gigi. Karies juga dituliskan oleh Homer
dan Guy de Chauliac dalam tulisan mereka. Papirus Ebers, sebuah tulisan Mesir
kuno (1550 SM) menyebutkan sebuah penyakit gigi. Selama pemerintahan dinasti Sargonid
Assyria pada 668 SM hingga 626 SM, dituliskan bahwa dokter kerajaan memerlukan
tindakan pencabutan gigi untuk mencegah penyebaran radang. Selama masa
pendudukan Bangsa Romawi di Eropa, proses pemasakan makanan menurunkan tingkat
terjadinya karies. Pada masa peradaban Yunani dan Romawi dan Mesir, memiliki
perawatan untuk meredakan rasa nyeri karena karies.
Tingkat kejadian karies
menurun pada zaman perunggu dan besi, namun meningkat tajam pada zaman
pertengahan.Peningkatan prevalensi karies secara periodik ini serupa dengan
kejadian pada masa tahun 1000, ketika gula menjadi lebih mudah didapatkan di
dunia Barat. Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan herbal dan jampi-jampi,
serta pencabutan gigi.Umat Katolik menyampaikan doa dengan penyertaan Santo
Appolonia, santo pelindung untuk dokter gigi.
santa appolonia
Ada pula bukti yang
menunjukkan adanya peningkatan tingkat karies di suku Indian, Amerika Utara
setelah memulai kontak dengan kolonial Eropa. Sebelum kolonisasi, Indian
Amerika Utara menggantungkan hidupnya pada berburu, kemudian berubah menjadi
bertani jagung. Pergantian diet makan ini menyebabkan peningkatan karies.
Pada masa pencerahan,
kepercayaan bahwa "cacing gigi" sebagai penyebab karies ditepis oleh
kelompok ilmuwan kedokteran. Pierre Fauchard, yang dikenal sebagai bapak
kedokteran gigi masa kini, adalah salah satu pihak pertama yang menolak ide
cacing gigi tersebut. Ia menyebutkan bahwa konsumsi gula yang menjadi penyebab
karies gigi. Pada tahun 1850, prevalensi karies meningkat lagi dan disebabkan
oleh pergeseran pola makan.
W.D. Miller
Pada 1890-an, W.D. Miller
memulai rangkaian penelitian untuk menyelidiki perihal penyakit karies gigi. Ia
menemukan bahwa ada bakteri yang hidup di rongga mulut dan mengeluarkan asam
sehingga melarutkan struktur gigi ketika terdapat sisi karbohidrat. Penjelasan
ini dikenal sebagai teori karies kemoparasitik. Penemuan Miller, bersamaan
penelitian terhadap plak gigi oleh G.V. Black dan J.L. Williams, membuat sebuah
dasar sebagai penjelasan patofisiologi karies yang diterima hingga kini.
Baca Juga:
Cara mengatasi tungau telinga pada kucing
Segala hal mengenai hamster
Ketahui jam-jam kerja organ tubuh anda
Comments