Perusahaan
Dagang adaalah perusahaan yang kegiatan usahanya Membeli Barang untuk di Jual kembali tanpa ada proses lebih
lanjut.
Contoh
: Toko Baju, Butik, Mini Market, Swalayan , dll.
Perhitungan
Harga Pokok Penjualan sebagai berikut :
Pembelian
Awal +
Pembelian Bersih – Persediaan Akhir = HPPenjualan
Persediaan
pada perusahaan dagang adalah semua barang yng dibeli dan disimpan dalam gudang untuk sementara
waktu dengan tujuan untuk dijual kembali, biasanya disebut dengan Persediaan
Barang Dagang.
Transaksi
– transaksi yang berhubungan dengan Persedian Barang Dagang yang otomatis
mempengaruhi Harga Pokok Penjualan :
1.
Pembelian
Barang Dagang baik secara Tunai maupun Kredit serta Ongkos Angkut sewaktu
membeli barang akan ikut menambah Harga Pokok pembelian barang yang di beli.
2.
Penjualan
barang dagang baik secara tunai maupun kredit.
3.
Return
atau pengembalian barang dagang karena alasan tertentu.
4.
Potongan
Pembelian
5.
Potongan
Penjualan.
Siklus
perhitungan Harga Pokok Penjualan pada perusahaan dagang ;
1.
Harus
mengetahui terlebih dahulu Persediaan Awal.
2.
Menjumlahkannya
dengan Pembelian Bersih.
3.
Mengurangi
dengan Persedian Akhir.
Catatan : Untuk perusahaan dagang yang baru berdiri
biasanya persediaan awal NOL, dan untuk perusahaan dagang yang sudah berdiri
Persediaan Awal bisa diketahui dari Persediaan Akhir tahun lalu atau bulan
lalu.
Cara
mencatat keluar masuk Persediaan Barang Dagang
ada 2 metode.
1.
Penilaian
dengan Metode Periode atau Fisik.
Metode
Periode atau fisik bisa diketahui dengan menghitung Jumlah Fisik pada akhir
periode ( akhir bulan / akhir tahun ) sesaat sebelum pembuatan Laporan
Keuangan.
Jurnal
untuk setiap transaksi yang terjadi
Jenis
Transaksi
|
Jurnal
|
1. Pembelian barang dagang kredit/tunai
|
Pembelian xx
Utang Dagang/Kas xx
|
2. Penjualan barang dagang kredit/tunai
|
Piutang
Dagang/Kas xx
Penjualan xx
|
3. Ongkos angkut Barang
|
Beban
angkut pembelian xx
Kas xx
|
4. Return pembelian & potongan
pembelian
|
Utang Dagang xx
Return/potongan pembelian xx
|
5. Return Penjualan & potongan
penjualan
|
Return/potongan
pennjualan xx
Piutang Dagang xx
|
Pada
akhir periode perusahaan dagang perlu untuk mengecek dan memastikan jumlah
barang secara FISIK = jumlah pada catatan Pembelian, Penjualan, dan return bila
ada, sekaligus menghitung Harga Pokok Penjualan dengan cara :
@ Sistem Identifikasi Khusus
Sesuai
dengan namanya Sistem Identifikasi Khusus maka setiap persedian barang yang
masuk diberi tanda / identifikasi khusu yang bentuknya sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan.
Contoh
: Usaha Jual – Beli Jilbab.
Sistem
Penilaian Persediaan dengan Sistem Identifikasi Khusus maka setiap anda membeli
Jilbab maka anda kelompokan sesuai waktu membelinya.
Misalnya:
* Untuk pembelian tanggal 1 disimpan dikotak
Warna Merah.
·
Untuk
pembelian tanggal 5 disimpan dikotak Warna Biru.
·
Untuk
pembelian tanggal 10 disimpan dikotak Wana Hijau
Sehingga
pada akhir periode anda bisa mengetahui Jumlah .Jilbab yang Terjual yang anda
beli pada tanggal 1, 5, dan 10 .
Penilaian
Persedian Akhir Barang Dagang dan Harga Pokok Penjualan.
Jenis
Barang JILBAB
Data
yang dibutuhkan adalah Data Persediaan Barang Dagang (Jilbab) awal bila ada dan
Pembelian Barang Dagang (Jilbab)
Tahun/bulan
|
Tanggal
|
Keterangan
|
Unit
|
Harga/unit
|
Total
|
Januari 2014
|
1
|
Persediaan
Awal NOL (karena baru berdiri)
|
-
|
-
|
-
|
1
|
Pembelian
|
100
|
Rp.1000
|
Rp.100.000,-
|
|
5
|
Pembelian
|
50
|
Rp.500
|
Rp.
25.000,-
|
|
10
|
Pembelian
|
100
|
Rp.1000
|
Rp.100.000,-
|
|
Total Brg
|
Dagang
|
Yg
siap utk
|
Dijual
bln
|
Januari
|
Rp.225.000,-
|
Pada
akhir Januari 2014 anda menghitung, ternyata persediaan akhir Jilbab ada
sebanyak 70 unit.
Anda
bisa mengetahui sisa barang yang anda beli dari setiap tanggal dengan Metode
Identifikasi Khusus.
Misalnya
sisa 70 unit itu berasal dari pembelian :
·
Sisa
pembelian tgl 1 Januari sebesar 20 unit.
·
Sisa
pembelian tgl 5 Januari sebesar 30 unit.
·
Sisa
pembelian tgl 10 Januari sebesar 20 unit.
Data
di atas artinya Persedian Akhir Barang Dagang sebesar 70 unit seharga :
·
20
unit X Rp 1000 = Rp. 20.000,-
·
30
unit X Rp 500 = Rp. 15.000,-
·
20
unit X Rp 1000 = Rp. 20.000,-
_____________+
Rp. 55.000,-
=============
Harga Pokok Penjualan bulan Januari 2014 adalah
sebesar :
HPP = Barang tersedia utk dijual – Persediaan Akhir
= Rp.225.000,- -
Rp.55.000,-
= Rp.170.000,-
===========
Sebelum
Laporan Laba/Rugi dibuat pada perusahaan dagang maka dibuat dulu Laporan Harga
Pokok Penjualan.
Perusahaan
Dagang MAJU JAYA
Laporan Harga Pokok Penjualan
Per.............
Persediaan
Awal Barang Dagang
Rp XXXXXX
Pembelian Barang Dagang
Rp XXXXXX
______________+
Persiapan
Barang Dagang tersedia Dijual
Rp XXXXXX
Persediaan
Akhir Barang Dagang
Rp XXXXXX
_______________-
HARGA
POKOK PENJUALAN
Rp XXXXXXX
==============
Perusahaan
Dagang MAJU JAYA
LAPORAN LABA / RUGI
Per.............
PENDAPATAN
Penjualan Rp
XXXXXXX
Return
Penjuaalan Rp xxxx
Potongan
Penjualan Rp xxxx
__________ +
Rp
XXXXXXX
__________________-
PENJUALAN
BERSIH Rp
XXXXXXX
HARGA
POKOK PENJUALAN Rp XXXXXXX
__________________
-
LABA
KOTOR
Rp XXXXXXX
BEBAN
USAHA :Biaya-biaya yg dikeluarkan
a.
Beban
Pemasaran Rpxxxx
b.
Beban
Administrasi Umum Rpxxxx
c.
Beban
Perlengkapan Rpxxxx
d.
Beban
Kerugian Piutang Rpxxxx
e.
Beban
Sewa Rpxxxx
f.
Beban
Gaji
Rpxxxx
__________+
TOTAL
BEBAN USAHA Rp XXXXXXX
_________________ -
LABA USAHA
RpXXXXXXXX
PENDAPATAN
dan BEBAB DI LUAR USAHA
a.
Pendapatan
Bunga Rpxxxxx
b.
Beban
Bunga
Rpxxxxx
__________ -
Rp XXXXXXXX
__________________ +
LABA
BERSIH SEBELUM BUNGA dan PAJAK ( EBIT ) RpXXXXXXXXX
BUNGA
( INTEREST )
Rp XXXX
__________________
-
LABA
BERSIH SEBELUM PAJAK ( EBT )
Rp XXXXXXXX
PAJAK
( TAXES ) Rp XXXX
__________________ -
LABA
BERSIH SETELAH PAJAK ( EAT ) Rp
XXXXXXX
================
SUMBER : MATERI KULIAH PENGELOLAAN USAHA BUSANA ,PRODI S1 TATA BUSANA , UNESA .
Comments